Friday, May 25, 2012

Bekalan Untuk Mati Semasa Hidup...

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته
Dalam kitab Zahri Riyadl, dikisahkan bahwa Nabi Ya'qub telah bersahabat dengan malaikat maut. Suatu ketika Malaikat maut datang menjumpainya. Nabi Ya'qub bertanya,

"Hai Malaikat Maut, engkau datang sekadar untuk mengunjungi aku atau hendak mencabut nyawaku?"
"Aku datang sekadar berkunjung."
Ya'qub menjawab, "Jika demikian, aku punya hajat kepadamu."
"Apa hajatmu?" 
"Aku minta agar engkau memberitahu aku jika telah dekat ajalku dan engkau mau mencabut nyawaku."
Malaikat Maut menyanggupi, "Ya, akan aku kirimkan dua utusan atau bahkan tiga."
Selang beberapa lama setelah pertemuan ini Malaikat Maut datang lagi. Seperti biasa Ya'qub bertanya, "Engkau datang sekadar berkunjung atau hendak mencabut nyawaku?"
Malaikat Maut menjawab, "Aku datang kali ini untuk mencabut nyawamu."
"Bukankah engkau telah berjanji mengirimkankan dua atau tiga utusan untuk memberitahuku sebelum ajalku dekat?"

"Aku telah melakukannya," jawab Malaikat. "Utusan pertama adalah rambut putih yang sebelumnya hitam. Utusan kedua adalah kelemahan tubuhmu yang sebelumnya kuat. Utusan ketiga adalah kebongkokan tubuhmu yang sebelumnya tegak. Semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum mati."

'Aisyah, istri Rasulullah pernah bercerita, "Aku sedang duduk bersila di rumah, tiba-tiba Rasulullah saw masuk sambil mengucapkan salam. Aku bermaksud berdiri untuk menghormat dan memuliakan beliau sebagaimana kebiasaanku. Beliau bersabda. 'Tetap duduklah, engkau tak usah berdiri, wahai Ummul Mukmimin!' Beliau kemudian duduk meletakkan kepalanya pada pangkuanku, lalu tidur berbaring. Maka aku menghilangkan uban pada jenggutnya, aku dapati 19 rambut putih. Terpikirlah olehku bahwa beliau akan meninggalkan dunia sebelumku, sehingga tinggallah ummatnya tanpa Nabi. Maka aku menangis. Air mataku mengalir di pipi dan menitis pada muka beliau hingga beliau terbangun. Beliau bertanya, 'Gerangan apakah yang engkau tangisi wahai Ummul Mukmimin?'

Maka aku ceritakan segalanya. Kemudian beliau bertanya, 'Keadaan manakah yang lebih hebat bagi mayat?'
'Tunjukkanlah, wahai Rasulullah,' kataku. 'Bukankah engkau yang mengatakannya?' Aku menjawab,'Tidak ada keadaan yang paling hebat bagi mayat daripada saat keluarnya mayat dari rumahnya, di mana anak-anaknya bersedih hati di belakangnya seraya berkata, 'Aduh ayah, aduh ibu,' dan ayah berkata, 'Aduh anakku.' Nabi menambah, 'Itu hebat, tapi masih adakah yang lebih hebat?' Jawabku, 'Tidak ada yang lebih hebat bagi mayat dari ketika ia diletakkan di liang lahat dan ditimbuni tanah di atasnya. Kerabatnya kembali, begitu pula anak dan kekasihnya. Mereka semua menyerahkan kepada Allah beserta amal perbuatannya. Maka datanglah Munkar dan Nakir dari dalam kuburnya.' Sahut Nabi, 'Adakah yang lebih hebat dari pada itu?' 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Sabda Nabi, 'Wahai 'Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat adalah ketika orang yang akan memandikannya masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Di kala itu ruhnya memanggil ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluq mendengarnya, kecuali jin dan manusia.
Ruh: Wahai orang yang memandikan, kuminta kepadamu karena Allah, untuk melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan sebab saat ini aku beristirahat dari seretan malaikat Maut. (Dan jika disiram maka ia berteriak begitu). Mayat: Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menuangkan airmu terlalu panas atau terlalu dingin, sebab tubuhku terbakar dari lepasnya ruh.Jika mereka memandikannya, maka berkatalah ruh: Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menggosok aku dengan kuat, sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya ruh.'"

Secara alamiah, manusia itu prosesnya dari tidak ada menjadi ada,  kemudian tidak ada lagi. Keadaanya dimulakan dari ketika masih berupa janin dalam rahim seorang ibu. Dari wujud yang belum berbentuk hingga menjadi janin yang  dilahirkan ke dunia.Ketika lahir seorang bayi belum boleh mendengar, melihat, dan berkata. Ia hanya boleh melakukan aktiviti yang sifatnya naluri, seperti menangis, gerak-gerak kecil, dan minum. Keadaan hidupnya sangat bergantung pada pertolongan orang lain. Ia sangat lemah. Dari bayi tumbuh menjadi kanak-kanak yang lucu, kemudian  berkembang menjadi remaja, dan dewasa. Pada masa remaja dan dewasa inilah seorang manusia menjadi kuat dan sempurna pertumbuhan dan perkembangannya. Waktu terus berjalan, akhirnya seorang manusia memasuki usia tua. Kekuatan dan kesempurnaannya berkurangan sedikit demi sedikit dimakan oleh usia. Ia menjadi lemah kembali.

Allah swt menggambarkan hal ini dengan indah sekali.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Ar-Ruum: 54)

Secara biasa, itulah kitaran kehidupan manusia di dunia. Dari lemah menjadi kuat, kemudian lemah kembali, untuk selanjutnya mati. Sudahkah kehidupan berakhir sampai di sini? Masih ada kehidupan yang lebih abadi. Kematian secara alamiah pasti datang menjemput siapa saja. Oleh itu kematian tidak perlu ditakuti dan perlu didepani dengan persediaan amal. Sekalipun manusia bersembunyi dalam benteng yang paling rapat, maut pasti datang menjemput. Kepada sesuatu yang sudah pasti ini manusia hanya bisa pasrah menyerah. Doktor yang paling ahli sekalipun tidak mampu mencegah. Bahkan dirinya sendiri tak boleh melakukan apa-apa ketika malaikat maut datang mencabut nyawanya.Dalam keadaan biasa, Allah selalu memberi isyarat sebelum sesuatu itu terjadi. Sebelum datangnya hujan, terlebih dahulu Allah mendatangkan mendung. Sebelum tidur, manusia jadi mengantuk. Sebelum mati, Allah memberi bayangan dengan dua hal di atas, yaitu uban dan kelemahan badan. Sebelum mati, terlebih dahulu Allah memberinya sakit.

Sayang, bayanganseperti ini kurang diperhatikan manusia, karena panjangnya angan-angan dan besarnya harapan tentang kehidupan di dunia. Akibatnya, kematian yang sudah pasti itu mereka lalaikan. Ketika kematian betul-betul datang, mereka terperanjat karena belum memiliki kesiapan. Hasan Al-Bisri, salah seorang tokoh Sufi meriwayatkan suatu hadis dari Rasulullah: "Sukakah kamu masuk syurga?" Para sahabat menjawab, tentu, ya Rasulullah! Rasulullah bersabda, "Pendekkan angan-anganmu, gambarkan ajalmu di depan mata, dan jagalah baik-baik kesopananmu di hadapan Allah." Banyak manfaat yang boleh dipetik dari mengingat mati ini. Seseorang yang merasa ajalnya sudah dekat akan bersungguh-sungguh dalam beribadah, serius dalam beramal solih, dan berusaha untuk meninggalkan perbuatan yang sia-sia, serta membuang jauh-jauh perasaan malas untuk beramal. Selain itu ia akan menjadi zahid, tidak rakus pada dunia. Baginya dunia hanyalah jembatan yang boleh mengantarkannya ke syurga atau neraka. Sebagai jembatan, dunia itu perlu dilalui dengan hati-hati. Kesalahan sedikit boleh menyebabkan keburukan, yaitu tergelincir ke lautan neraka.

Orang yang mengingat mati juga akan bersegera untuk bertaubat. Mereka tidak menunggu-nunggu lagi, sebab di pelupuk matanya sudah tergambar mayat yang diusung ke keburan. Di hatinya  sudah terukir berbagai nikmat surga yang akan didapat, atau siksa neraka yang mungkin menimpanya akibat berbagai kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat. Maka segala perbuatan dan tingkah laku yang menghalangi seseorang untuk melakukan ketaatan kepada Allah segera dibuang. Mereka senantiasa memilih jalan yang diridhai-Nya. Adapun orang yang panjang angan-angannya akan selalu menunda-nunda kebaikan. Mereka merasa bahwa masa hidupnya masih panjang, sementara berbagai kenikmatan dunia belum sempat dirasakan. Mereka ingin terus mengejar, sampai akhirnya kaget ketika malaikat maut datang untuk mengakhiri riwayat hidupnya.

Itulah sebabnya Rasulullah sering  berdo'a sebagai berikut: "Ya Allah, Aku berlindung kepadamu dari dunia yang menghalangi kebajikan untuk akhirat. Aku berlindung kepada-Mu dari kehidupan yang menghalangi kebajikan untuk mati. Dan aku berlindung pula kepada-Mu dari angan-angan yang mengganggu kebajikan untuk beramal."
Imam Al-Ghazali berpesan, "Hendaknya Anda senantiasa merenungkan umur yang pendek di dunia, jika dibandingkan dengan tempat tinggal di negeri akhirat yang kekal sepanjang masa, meskipun Anda merasa boleh hidup selama seratus tahun.

Renungkan pula betapa susah, payah, dan hinanya kita dalam mengejar kehidupandunia, sebulan atau setahun, dengan harapan kita akan hidup selama dua puluh tahun, misalnya. Akan tetapi mengapa kita enggan bersusah payah sedikit ketika hidup di dunia, agar Anda merasakan peristirahatan yang kekal di akhirat kelak?Dalam keadaani kita sekarang ini, kita tetap berkewajipan untuk meneruskan tugas kekhalifahan di muka bumi dengan lebih banyak memberi kesejahteraan bagi penghuninya. Di dalam kesibukan kita mengurus kehidupan dunia, jangan lupa mengurus kehidupan akhirat. Jika kita rela mengurus dunia dengan susah payah hanya sekadar untuk waktu yang sangat singkat, kenapa kita tidak bersungguh-sunguh mengurus kehidupan kita diakhirat yang kekal abadi.
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍوَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Kita telah berada 4haribulan Syaaban doa yang patut kita baca dibulan Rajab ini sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah:
اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي َشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا  رَمَضَانَ
“Ya Allah berkatilah kami dibulan  Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan”

والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم 

و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

Thursday, May 10, 2012

Al-Qur’an Mengubat Hati.....

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته

Saudara yang dirahmati Allah sekelian, kali ini cuba kita sorot bagaimana Al-Quran mengandungi ubat segala penyakit hati maknusia. Allah  berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ 
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian pelajaran (mau’izhah) dari Rabb kalian dan penyembuh apa yang ada dalam hati.” (Yunus: 57)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran ini sesuatu yang merupakan penyembuh dan rahmat buat kaum mukminin.” (al-Isra’: 82)

Segala penyakit hati berpusat pada syubhat dan syahwat (hawa nafsu). Al-Quran menyembuhkan keduanya. ‘Abdurrahman as-Sa’di  mengatakan bahwa Al-Quran mencakup ubat dan rahmat. Namun itu bukan untuk setiap orang, hanya untuk kaum mukminin yang beriman dengan Al-Quran, membenarkan ayat-ayatnya, dan mengetahui makna-maknanya. Adapun orang-orang zalim yang tidak membenarkan atau mengamalkannya, maka ayat-ayat Al-Quran tidak menambah mereka kecuali kerugian. Maka penyembuhan Al-Quran itu mencakup penyembuhan hati dari syubhat, kebodohan, pemikiran-pemikiran yang sesat/songsang, penyelewengan, dan maksud yang buruk, juga mencakup kesembuhan jasmani dari sakit-sakitnya. (Tafsir as-Sa’di hlm. 465)

Al-Quran menerangkan semua itu dengan sebaik-baik keterangan, menjelaskannya dengan sejelas-jelas penjelasan, sangat  indah tiada yang menandingi, mudah dipahami dan dicerna oleh akal. Al-Quran benar-benar ubat hakiki untuk menyembuhkan penyakit-penyakit hati. Sebagai contoh, pengalaman seorang pakar falsafah, al-Fakhrurrazi, yang telah mencapai tingkatan paling tinggi di masanya dalam ilmu filsafah. Namun filsafah ternyata sebuah penyakit ganas pada hati seseorang yang hanya menimbulkan keraguan pada iktiqad (keyakinan) seorang muslim, lalu menimbulkan kegelisahan pada kalbunya. Sebagaimana dikatakan bahwa “Akhir keadaan ahli filsafah adalah ragu.”

Penyembuhan dengan Al-Quran tergantung pada kepahaman terhadap Al-Quran itu sendiri dan pengetahuan didalam memahami makna-maknanya. Orang yang Allah  beri pemahaman, mata hatinya akan melihat yang haq/benar dan yang batil/salah dengan begitu jelas sebagaimana ia melihat perbezaan siang dan malam. Adapun penyakit hati berupa syahwat dan keinginan hawa nafsu, niat-niat yang buruk dan tidak baik, iri, dengki, tamak, dan sebagainya, Al-Quran juga memberikan ubat untuk  penyakit ini. Kerana di dalamnya terkandung mutiara-mutiara hikmah, nasihat yang indah, memberi semangat untuk kebaikan, mengancam dari perbuatan mungkar/salah, dan mengajak untuk zuhud/ hidup bersih mengikut naluri maknusia. Al-Quran memberikan perumpamaan dan kisah-kisah  berbagai ibrah (pelajaran) sehingga membuat hati mencintai kebenaran dan membenci kesesatan, selalu memiliki keinginan kepada yang baik dan kembali kepada fitrahnya yang suci.

Firman Allah:
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَـؤُلاء دِينُهُمْ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ فَإِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mu'min) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barang-siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".Al Anfal- 49

Saudara yang dirahmati Allah ,semoga dengan hati yang seperti itu maka perbuatannya menjadi baik. Dia tidak menerima kecuali yang haq/benar, bagaikan seorang bayi yang tidak menerima makanan selain susu. Hatinya mendapat limpahan keimanan dari Al-Quran sehingga menguatkan dan menumbuhkannya, menyenangkan dan membuatnya semangkin taat kepada segala perintah Allah. Hati memerlukan  sesuatu yang memberinya manfaat dan melindunginya dari mudarat, sebagaimana tubuh memerlukan segala sesuatu yang memberinya manfaat dan melindunginya dari kemudaratan. Dengan itu, ia akan berkembang menuju kesempurnaan. Tiada jalan menuju kepada kesempurnaan hati kecuali dengan Al-Quran.
والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
 
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
 
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
 
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)